Gagrak Blitaran: Proses Belajar Kebudayaan di Paguyuban Turonggo Budoyo Mugirejo

Main Article Content

David Bagus Yulinanda
Yofi Irvan Vivian
Aris Setyoko

Abstract




Turonggo Budoyo Mugirejo is a Kuda Lumping group Gagrak Blitaran in the city of Samarinda through the transmigration process. Gagrak Blitaran, on its own, was the identity of this group. The process of learning culture alone played a crucial role in preserving Kuda Lumping Gagrak Blitaran in Samarinda. This study aims to explain the characteristics of Gagrak Blitaran’s music; describe the process of self-study at the Turonggo Budoyo Mugirejo. The study employs qualitative methodologies by applying three phases, some of which define the location of research, data collection techniques, and analysis. Determination of the location aims to focus on the object of research. Data-collection techniques include library studies, informers, interviews, and documentation. The last one is the analysis technique by utilising field data. The study results in accord with the background of the problem and the purpose of the study. Gagrak Blitaran’s music characteristic have been achieved through the four rhythms of sampak, gangsaran, dua-satu (pegon and dangdutan), and satu-satu. The instruments on which these rhythms are based are the kenong, kempul, gong suwukan, and gong ageng. The process of learning its own culture includes internalisation, socialisation and enculturation. The three processes allow each member of the company to have a deeper understanding of Kuda Lumping. It involves a dance technique, beating the Gamelan according to the characteristic of Kuda Lumping Gagrak Blitaran.




Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Yulinanda, D. B., Vivian, Y. I., & Setyoko, A. (2021). Gagrak Blitaran: Proses Belajar Kebudayaan di Paguyuban Turonggo Budoyo Mugirejo. Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik Dan Pendidikan Musik, 1(1), 1–13. https://doi.org/10.30872/mebang.v1i1.1
Section
Articles

References

Suharyanto, A. (2015). Pendidikan dan Proses Pembudayaan dalam Keluarga. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 7(2), 162-165. https://doi.org/10.24114/jupiis.v7i2.3123

Anwar. (2018). Paradigma Sosialisasi dan Kontribusinya terhadap Pengembangan Jiwa Beragama Anak. Al-Maiyyah, 11(1), 65-79. https://doi.org/10.35905/almaiyyah.v11i1.544

Dewi, H. (2016). Keberlanjutan dan Perubahan Seni Pertunjukan Kuda Kepang di Sei Bamban, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Panggung: Jurnal Seni Budaya, 26(2), 140-150. http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v26i2.172

Dewi, R. S. (2012). Keanekaragaman Seni Tari Nusantara. Jakarta: Balai Pustaka.

Hanifah, N. (2016). Sosiologi Pendidikan. Sumedang: UPI Sumedang Perss.

Herusatoto, B. (2008). Simbolisme Jawa. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Yadnya, I. B. P., & Ardika, I W.. (2017). Dinamika Manusia dan Kebudayaan Indonesia dari Masa ke Masa. Bali: Pustaka Larasan.

Indranata, I. (2008). Pendekatan Kualitatif untuk Pengendalian Kualitas. Jakarta: Universitas Indonesia.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI. (2015). Transmigrasi Masa Doeloe, Kini dan Harapan Kedepa. Jakarta: Direktorat Bina Potensi Kawasan Transmigrasi.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Martono. (2017). Internalisasi Nilai-nilai Tradisional di Tengah-tengah Smart City. Prosiding Seminar Nasional FMIPA-UT 2017, 12 Oktober 2017, 11-22.

Merriam, A. P. (1964). The Antropolog of Music. United States: Noorthwestern University Press.

Moleong, L. J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Reamaja Rosdakarya.

Musfah, J. (2012). Pendidikan Holistik: Pendekatan Lintas Perspektif. Jakarta: Kencana.

Narwako, D., & Suyanto, B. (2007). Sosiologi Teks: Pengantar dan Terapan, Jakarta: Prenada Media Group.

Nettl, B. (2012). Teori dan Metode Dalam Etnomusikologi, Jayapura: Jayapura Center of Music.

Noor, J. (2017). Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Prier SJ, K. (1996). Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Prastowo, A. (2016). Metode Penelitian Kualitatif dalam Prespektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Radhia, H. A. (2016). Dinamika Seni Pertunjukan Jaran Kepang di Kota Malang. Jurnal Kajian Seni, 2(2), 164-177. https://doi.org/10.22146/jksks.12140

Semiawan, C. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta: Grassindo.

Soedarsono, R. M. (2001). Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Supanggah, R. (1995). Etnomusikologi. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Tanujaya, B. C., Tjahjo, J. D. W., & Indrayani, I. I. (2018). Internalisasi Budaya Organisasi Melalui Komunikasi dalam Organisasi Musik Cognatio Orkest. Jurnal E-Komunikasi, 6(2). http://publication.petra.ac.id/index.php/ilmu-komunikasi/article/view/8272

Utoyo, B. (2017). Geografi: Membuka Cakrawala Dunia. Bandung: PT Setia Purna Inves.

Vivian, Y. I. (2018). Teori Musik Barat I. Samarinda: Mulawarman University Press.

Wardani. (2019). Internalisasi Nilai dan Konsep Sosialisasi Budaya Dalam menjunjung Sikap Pemersatu Masyarakat. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 6(2), 164-174. http://dx.doi.org/10.31604/jips.v6i2.2019.164-174

Yudoyono, B. (1984). Gamelan Jawa Awal-Mula, Makna Masa Depannya. Jakarta: PT. Karya Unipress.