Musik Ritual Bebalai dalam Upacara Adat Pesta Laut Bontang Kuala di Bontang Kalimantan Timur

Main Article Content

Hirda Yulinalmi
Asril Gunawan
Zamrud Whidas Pratama

Abstract

This research aims to describe the presentation form and function of Bebalai music in the traditional ceremony of "Pesta Laut" Bontang Kuala. The "Pesta Laut" ceremony is a ritual for the indigenous people of Bontang Kuala that is still preserved and held every year from November to December. The "Pesta Laut" ceremony has meaning as a form of gratitude to God Almighty to be kept away from danger and various kinds of diseases. The Pesta Laut ceremony is divided into seven processions: (1) mencera buluh; (2) balai pompong; (3) melabuh perahu; (4) menjamu karang; (5) ance; (6) pagar mayang; and (7) balai puncak. The "Pesta Laut" ceremony also involves the arts, which include Bebalai music. The theories used are ceremony theory by Koentjaraningrat and function theory by R.M. Soedarsono. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. The result of this research is that along with the times, the "Pesta Laut" ceremony has experienced a shift by adjusting to the environmental conditions of the community. It can be seen from the traditional rituals that were once highly sacred by the people of Bontang Kuala but are now carried out as ceremonial events.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Yulinalmi, H., Gunawan, A., & Pratama, Z. W. (2023). Musik Ritual Bebalai dalam Upacara Adat Pesta Laut Bontang Kuala di Bontang Kalimantan Timur. Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik Dan Pendidikan Musik, 3(1), 15–24. https://doi.org/10.30872/mebang.v3i1.42
Section
Articles

References

Gunawan, A. (2017). Musik Pa’rawana dan Sayyang Pattuddu dalam Prosesi Upacara Khatam Alquran Suku Mandar di Provinsi Sulawesi Barat (Sebuah Pendekatan Etnomusikologis). Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics (CaLLs), 3(2), 109–126. https://doi.org/10.30872/calls.v3i2.877

Gunawan, A. (2021). Makna Simbolik Musik Daak Maraaq dan Daak Hudoq dalam Upacara Hudoq Bahau di Samarinda Kalimantan Timur. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 21(2), 113–126. https://doi.org/10.24821/resital.v21i2.4462

Gunawan, A., Irvan Vivian, Y., & Kastama Putra, A. (2022). Kontemplasi Musik Tradisi di IKN Kalimantan Timur dalam Kontinuitas dan Perubahan. Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik Dan Pendidikan Musik, 2(2), 111–122. https://doi.org/10.30872/mebang.v2i2.30

Kayam, U. (1981). Seni, Tradisi, Masyarakat. Sinar Harapan.

Malm, W. P. (1995). Kebudayaan Musik Pasifik, Timur Tengah, dan Asia. USU Press.

Merriam, A. P. (1964). Antropologi Musik. Northwestern University Press.

Moleong, L. J. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Narawati, & Soedarsono. (2005). Tari Sunda Dulu, Kini, dan Esok. P4ST.

Nettl, B. (2019). Teori dan Metode dalam Etnomusikologi. Ombak.

Peursen, C. A. van. (1976). Strategi Kebudayaan. BPK Gunung Mulia.

Ratna, N. K. (2011). Estetika Sastra dan Budaya. Pustaka Pelajar.

Soedarsono, R. M. (2001). Metodelogi Penelitian Seni Pertunjukkan dan Seni Rupa. Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Sumardjo, J. (2003). Simbol-Simbol Artefak Budaya Sunda: Tafsir-Tafsir Pantun Sunda. Kelir.

Tuah, F. Y., Gunawan, A., & Pratama, Z. W. (2021). Peran Sanggar Seni Apo Lagaan terhadap Kontinuitas Sape’ Karaang Dayak Bahau di Kota Samarinda Kalimantan Timur. Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik Dan Pendidikan Musik, 1(2), 93–106. https://doi.org/10.30872/mebang.v1i2.12

Tumbijo, H. B. D. (1977). Minangkabau Dalam Seputar Seni Tradisional. SMSR.

Widi. (2010). Asas Metodologi Penelitian: Sebuah Pengamatan Pengenalan Penelitian. Graha Ilmu.