Representasi Kesetaraan Gender dalam Kesenian Gong Waning Masyarakat Sikka Tanjung Labu Provinsi Kalimantan Timur
Main Article Content
Abstract
In the Sikka community in Tanjung Labu Village, curently women have the same role as men in socio-cultural life. Inversely proportional to the social conditions in the area of origin which is closely related to patriarchal culture. This situation is even more confusing when the appointment of a woman as head of the Gong Waning art association illustrates the absence of inequality in the social life of the Sikka community in Tanjung Labu. This study uses qualitative methods with observation techniques, data collection techniques and data analysis. Observation techniques include the object of research and the determination of informants. Data collection techniques include literature study, interviews, and documentation. Lastly, the data analysis technique by utilizing field data. The results show that the form of adjustment in Gong Waning art and the social order of the Sikka people is due to adaptation and good communication between individuals in discussions that lead to the values of equality. Discussion of private issues of every individual in society is managed to become a public issue in order to find a solution. Finally, women and men are free to express their opinions explicitly without any pressure from any party. This situation ultimately forms a society that respects each other in social life.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
BPS. (2019). Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur Rantau Pulung. https://kutimkab.bps.go.id/publication/2019/09/26/b4cdf95c04cc64956b451a10/ kecamatan-rantau-pulung-dalam-angka-2019.html.
Ch, M. (2006). Rekonstruksi Kesetaraan Dan Keadilan Gender Dalam Konteks Sosial Budaya dan Agama. EGALITA, 1(1), 1-22. https://doi.org/10.18860/egalita.v0i0.1910
Fadilah, S. (2018). Kesetaraan gender: Fenomena Pergeseran Peran Ekonomi Wanita Dari Tulang Rusuk Menjadi Tulang Punggung. Mitra Gender (Jurnal Gender dan Anak), 1(1), 18-26. https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/gender/article/view/3732
Fajriansyah, A. A., Vivian, Y. I., & Pratama, Z. W. (2021). Fungsi Daak Maraa’dalam Upacara Hudo’Kawit pada Masyarakat Suku Dayak Bahau di Kota Samarinda. Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik dan Pendidikan Musik, 1(1), 14-24. https://doi.org/10.30872/mebang.v1i1.2
Fernandez, S. O. (1990). Kebijakan Manusia Nusa Tenggara Timur Dulu dan Kini. Nusa Indah.
Fujiati, D. (2014). Relasi Gender dalam Institusi Keluarga dalam Pandangan Teori Sosial dan Feminis. Muwazah, 6(1), 32-54. http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/Muwazah/article/view/434
Gunawan, A., Vivian, Y. I., & Putra, A. K. (2022). Kontemplasi Musik Tradisi di IKN Kalimantan Timur dalam Kontinuitas dan Perubahan. Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik dan Pendidikan Musik, 2(2), 111-122. https://doi.org/10.30872/mebang.v2i2.30
Habermas, J. (1989). The Structural Transformation of the Public Sphere. Polity Press.
Habiba, N., Nurdin, M. F., & Muhamad, R. T. (2017). Adaptasi sosial masyarakat kawasan banjir di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek. Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, 2(1), 40-58. https://doi.org/10.24198/jsg.v2i1.15270
Handoko, A. (2018). Seni Poster Wheatpaste dan Pemaknaan Ruang Publik Konsep Jurgen Habermas. Universitas Kristen Satya Wacana.
Hardiman, F. B. (2009). Menuju Masyarakat Komunikatif: Ilmu, Masyarakat, Politik dan Postmodernisme Menurut Jurgen Habermas. Kanisius.
Harnowo, T. (2020). Penerapan Teori Diskursus Habermas Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa. Mimbar Hukum, 32(1), 55-72. https://doi.org/10.22146/jmh.45145
Hoban, F., Fredimento, A., & Abut, E. Y. (2021). Puan Telu Nau Tonen Sebagai Ajaran Moral Bagi Masyarakat Nelle Urung, Kabupaten Sikka, NTT. Prolitera, 4(1), 33-42. https://unikastpaulus.ac.id/jurnal/index.php/jp/article/view/1655
Kusumohamidjojo, B. (2010). Filsafat Kebudayaan Proses Realisasi Manusia. Jalasutra.
Langga, G. (2020). Kekerasan Perempuan dan Anak di Sikka Meningkat. Media Indonesia. https://mediaindonesia.com/nusantara/358776/kekerasan-perempuan-dan- anak-di-Sikka-meningkat.
Leda, H. A. (2020). Seksisme dan Kekerasan Seksual di Flores. https://www.researchgate.net/publication/340625246
Lenjau, S., Purta, B. A., & Setyoko, A. (2021). Dekonstruksi Makna Datun Kendau pada Masyarakat Kenyah di Desa Budaya Pampang. Jurnal Mebang Universitas Mulawarman, 1(1), 35-40. https://doi.org/10.30872/mebang.v1i1.4
Megawangi, R. (1999). Membiarkan Berbeda, Sudut Pandang Baru tentang Relasi Gender. Mizan.
Nawawi. (1998). Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press.
Prasetyo, A. G. (2012). Menuju Demokrasi Rasional: Melacak Pemikiran Jurgen Habermas tentang Ruang Publik. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 6(2), 169-185. https://doi.org/10.22146/jsp.10901
Sari, D. K., & Siahainenia, R. R. (2015). Gerakan Sosial Baru di Ruang Publik Virtual pada Kasus Satinah. Jurnal Ilmu Komunikasi, 12(1), 105-118. https://doi.org/10.24002/jik.v12i1.446
Setyoko, A., Putra, B. A., & Rawanggalih, K. S. (2021). Perspektif Etnomusikologi dan Musikologi Komparatif terhadap Musik sebagai ‘Bahasa Universal.’ Sorai: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, 14(1), 1-11. https://doi.org/10.33153/sorai.v14i1.3594
Soemardjan, S. (1974). Setangkai Bunga Sosiologi. Universitas Indonesia.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Susantya, P. I., Zaenuri, M., & Kharisudin, I. (2019). Eksplorasi Etnomatematika Alat Musik Gong Waning Masyarakat Sikka. In Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS), 255-259. https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/snpasca/article/view/284
Taris, N. (2019, Mei). Mengenal Gong Waning, Musik Tradisional dari Sikka Flores. Kompas.com. https://travel.kompas.com/read/2019/05/08/152100627/mengenal-gong-waning-musik-tradisional-dari-sikka-flores?page=all.
Wilson, E. (1975). Sociobiology: The New Synthesis. Harvard University Press.
Windrowati, T. (2018). Gandrung Temu: Peran Perempuan dalam Kehidupan Seni Pertunjukan. Panggung, 28(3), 374-387. http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v28i3.480
Wiratini, N. M., Ardika, I. W., Soedarsono, R. M., & Mariyah, E. (2007). Peranan Wanita dalam Seni Pertunjukan Bali di Kota Denpasar. E-Journal of Cultural Studies, 1(1), 1-12. https://ojs.unud.ac.id/index.php/ecs/article/view/3554