Proses Kreativitas dan Penerimaan Masyarakat: Studi Kasus Musik Pengiring Jaranan

Main Article Content

Syam Aditya Herlangga
Bayu Arsiadhi Putra
Aris Setyoko

Abstract

Abstract: Turonggo Karyo Budoyo is one of the Jaranan arts groups in the city of Samarinda. This group managed to maintain its existence amidst the reduced public interest in the performing arts of jaranan, especially the youth who should be the successors in preserving local arts. It is done through the creativity offered by the Jaranan Turonggo Karyo Budoyo Art Group, which combines pop songs with jaranan gending in their performances. This study aims to analyze the processes that occur in creativity and describe how the audience's acceptance of creativity. This study uses a qualitative research methodology and a participant approach using 3 (three) stages in the study, namely determining the research location, data collection techniques, and data analysis techniques. Determination of the location aims to focus on the object of research. Data collection techniques include literature study, observation, interviews, and documentation. As for the data analysis technique using data triangulation between researcher observations, interview data, and analyzed documentation. The results of this study can answer the formulation of the problem and research objectives that have been determined. The creative process is carried out through regular practice by paying attention to the budget, duration, and song selection. The process also involves four dimensions of creativity that influence each other: person, process, press, and product. The creativity offered is well received by the public or audience. The community considers combining pop songs with gending to be one way to introduce Javanese art to the broader community, especially young people, to be preserved.


 


Abstrak:


Turonggo Karyo Budoyo merupakan salah satu grup kesenian jaranan yang ada di kota Samarinda. Grup ini berhasil mempertahankan eksistensinya ditengah berkurangnya minat masyarakat terhadap seni pertunjukan jaranan terutama para pemuda yang seharusnya menjadi penerus dalam melestarikan kesenian daerah. Hal ini dilakukan melalui kreativitas yang ditawarkan oleh Grup Kesenian Jaranan Turonggo Karyo Budoyo, yaitu menggabungkan lagu pop dengan gending jaranan dalam pertunjukannya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa proses yang terjadi di dalam kreativitas serta menjabarkan bagaimana penerimaan penonton terhadap kreativitas tersebut. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dan pendekatan partisipan dengan menggunakan 3 (tiga) tahapan dalam penelitian, yaitu menentukan lokasi penelitian, menentukan teknik pengumpulan data serta menentukan teknik analisa data. Penentuan lokasi bertujuan untuk memfokuskan objek penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi studi kepustakaan, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun untuk teknik analisa data menggunakan tringulasi data antara observasi peneliti, data wawancara, dan dokumentasi yang dianalisis. Hasil penelitian ini mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditentukan. Proses kreativitas dilakukan melalui latihan rutin dengan memperhatikan budget, durasi serta pemilihan lagu. Dalam prosesnya juga melibatkan empat dimensi kreativitas yang saling mempengaruhi, yaitu person (orang), process (proses), press (tekanan), serta product (produk). Kreativitas yang ditawarkan diterima baik oleh masyarakat (penonton). Penggabungan lagu pop dengan gending dinilai masyarakat menjadi salah satu cara memperkenalkan kesenian jawa kepada masyarakat luas terutama para pemuda agar dapat dilestarikan.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Herlangga, S. A., Putra, B. A., & Setyoko, A. (2021). Proses Kreativitas dan Penerimaan Masyarakat: Studi Kasus Musik Pengiring Jaranan. Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik Dan Pendidikan Musik, 1(2), 69–80. https://doi.org/10.30872/mebang.v1i2.9
Section
Articles

References

Barz, F. B., & Cooley, T. J. (eds). (1997). Shadows in the Field: New Perspectives for Fieldwork in Ethnomusicology. New York: Oxford University Press.

Clayton, M., Herbert, T., & Middleton, R. (eds). (2003). The Cultural Study of Music. New York and London: Routledge.

Denzin, N. K. (2009). Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Dewi, H. (1992). ”Jaran Kepang pada Masyarakat Desa Cengkeh Turi, Sumatera Utara: Suatu Studi Kasus Musik dan Trance dalam Konteks Sosio-Budaya”. Skripsi. Jurusan Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Endaswara, S. (2004). Dunia Hantu Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi.

Fatmawiyati, J. (2018). Telaah Kreativitas. https://www.researchgate.net/publication/328217424_TELAAH_KREATIVITAS

Jaeni. (2014). Kajian Seni Pertunjukan dalam Perspektif Komunikasi Seni. Bogor: IPB Press.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Maksum, A. (2014). Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Merriam, A. P. (1964). The Anthropology of Music. United States: Northwestern University Press.

Nettl, B. (2012). Teori dan Metode dalam Etnomusikologi. Jayapura: Jayapura Center of Music.

Peursen, C. A. van. (2007). Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Qodratilah, M. T. (2011). Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rhodes, M. (1961). An Analysis of Creativity. The Phi Delta Kappan, 42(7), 305–310. http://www.jstor.org/stable/20342603

Stenberg, R. J., Kaufman J. C., & Prez J. E. (2002). The Creativity. New York: Psychology Press.

Supanggah, R. (1995). Etnomusikologi. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Yudoyono, B. (1984). Gamelan Jawa Awal-Mula, Makna Masa Depannya. Jakarta: PT. Karya Unipress.

Yulinanda, D. B., Vivian, Y. I., & Setyoko, A. (2021). Gagrak Blitaran: Proses Belajar Kebudayaan di Paguyuban Turonggo Budoyo Mugirejo. Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik dan Pendidikan Musik, 1(1), 1–13. https://doi.org/10.30872/mebang.v1i1.1